WAKTU: 1-10 April 2023
MENGAPA E-TRAINING INI PENTING DAN TEPAT?
TUJUAN
MATERI
SERTIFIKAT
Peserta yang lulus e-certification dari Ruang Logistik mendapatkan e-Certificate dari Supply Chain Indonesia (SCI) yang merupakan lembaga independen terdepan dalam bidang logistik dan supply chain di Indonesia.
PESERTA
Peserta dari level manajerial dan operasional yang terkait dengan kegiatan operasional logistik dan supply chain (pergudangan, distribusi, dll.).
JADWAL PELAKSANAAN
TANGGAL | KEGIATAN |
1-9 April 2023 | Belajar Mandiri |
8 April 2023 | Vidcon 1 |
9 April 2023 | Vidcon 2 |
10 April 2023 | e-Certification |
BIAYA
Kategori |
Biaya (Rp) |
Individu | 3.000.000 |
Grup | 2.500.000 |
Keterangan:
FASILITAS
REGISTRASI & INFORMASI
Program ini akan diselenggarakan dengan minimal 10 peserta.
Registrasi & pembayaran s.d. 31 Maret 2023 melalui platform https://ruanglogistik.id
Informasi:
Ayu 0821 1515 9595
022 720 5375
info@ruanglogistik.id
Manajemen risiko adalah metode yang tersusun secara logis dan sistematis dari suatu rangkaian kegiatan: penetapan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pengendalian serta komunikasi risiko. Proses ini dapat diterapkan di semua tingkatan kegiatan, jabatan, proyek, produk ataupun asset. Manajemen risiko dapat memberikan manfaat optimal jika diterapkan sejak awal kegiatan. Walaupun demikian manajemen risiko seringkali dilakukan pada tahap pelaksanaan ataupun operasional kegiatan.
Pelaksanaan manajemen risiko haruslah menjadi bagian integral dari pelaksanaan sistem manajemen perusahaan atau organisasi. Proses manajemen risiko ini merupakan salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk terciptanya perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Proses manajemen risiko juga sering dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi.
Risiko yang mungkin dihadapi perusahaan dalam perubahan lingkungan bisnis antara lain:
Selain permasalahan tersebut, risiko rantai pasok terjadi karena bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, tsunami, gunung meletus, epidemik, dan lain-lain yang dapat mengganggu sistem rantai pasok secara keseluruhan.
Umumnya perusahaan menerapkan standar dalam banyak hal, mulai dari standar kualitas material, standar harga material, standar waktu pengiriman material dari pemasok, standar proses produksi, dan standar waktu pengiriman produk jadi ke konsumen.
Identifikasi risiko merupakan proses menetapkan apa, dimana, kapan, mengapa, dan bagaimana sesuatu dapat terjadi, sehingga dapat berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan. Untuk bisa melakukan identifikasi risiko, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh manajer perusahaan, seperti mengetahui setiap kemungkinan-kemungkinan kerugian yang bisa saja terjadi pada perusahaan.
Ada beberapa metode identifikasi risiko yang bisa dilakukan. Beberapa diantaranya adalah identifikasi risiko berdasarkan analisa dan juga historis. Ada juga identifikasi risiko yang dilakukan berdasarkan pengalaman dan survey. Metode yang satu ini bisa menggunakan questionnaire, melakukan interaksi secara langsung dengan unit kerja, dan bisa juga dengan cara inspeksi langsung. Identifikasi risiko juga bisa dilakukan dengan metode pengacuan atau bisa juga disebut dengan benchmarking, dan yang terakhir identifikasi risiko bisa dilakukan menggunakan metode pendapat ahli.
Analisis risiko merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan seberapa sering suatu peristiwa dan dampak risiko mungkin terjadi dan seberapa besar konsekuensi yang ditimbulkan dari peristiwa tersebut. Tujuan analisis risiko adalah untuk memahami risiko yang penting untuk dikelola secara aktif dan menyediakan data untuk membantu menentukan prioritas penanganan risiko.
Analisis risiko dapat juga dimaknai sebagai suatu proses untuk memahami karakteristik risiko (probabilitas dan dampak) yang dapat dilakukan secara kualitatif ataupun kuantitatif untuk menentukan Tingkat (level) risiko (level of Risk) atau signifikansi setiap risiko. Output analisis risiko yaitu profil risiko. Dalam analisis risiko, peran pimpinan organisasi sangat diperlukan sehingga mampu mengelola dan mengendalikan risiko berdasarkan berapa banyak atau tingkat risiko yang dapat diterima. Tingkat risiko yang dapat diterima adalah batas toleransi risiko dengan mempertimbangkan aspek biaya dan manfaat.
Level risiko ditentukan oleh dua hal yaitu level frekuensi dan level konsekuensi. Level risiko yaitu level besar kecilnya atau tingkatan suatu risiko. Level frekuensi (probabilitas) adalah besar kecilnya kemungkinan terjadinya risiko atau kekerapan kejadian suatu risiko. Penentuan probabilitas terjadinya suatu event sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Sedangkan level konsekuensi yaitu besar kecilnya dampak negatif dari suatu risiko.
Supply Chain Risk Mamagement (SCRM) merupakan implementasi dari suatu strategi untuk mengelola risiko yang dapat mengganggu rantai pasokan perusahaan. Pengelola risiko ini bertujuan untuk mengurangi dampak dan tingkat keterjadiaan untuk memastikan keberlangsungan usaha suatu perusahaan.
Risiko rantai pasok (supply chain risk) termasuk kategori risiko yang sering terjadi dan tentunya memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja perusahaan, oleh karena itu pengelolaan SCRM menjadi sangat penting untuk diimplementasikan.
Dari setiap tipe risiko yang harus dihadapi di daftar prioritas Anda, Anda bisa mengatasinya dengan strategi pengelolaan risiko. Setidaknya, ada empat pilihan strategi pengelolaan risiko yang bisa dilakukan, yakni : dikontrol, ditransfer ke pihak lain, dibiayai sendiri, dan dihindari.
Pahami bahwa risiko yang dihadapi bukan penghambat bagi Anda untuk maju. Risiko justru mesti diambil sebagai bentuk konsekuensi karena Anda menginginkan suatu hal yang lebih baik atau suatu keberhasilan tertentu. Semakin tinggi hasil yang diinginkan, maka semakin besar pula risiko yang harus dihadapi dan dikelola.
Dari risiko yang sudah teridentifikasi, maka Anda bisa menentukan seberapa sering risiko tersebut mungkin muncul. Untuk melakukan mitigation risk, pastikan Anda mampu menghitung dengan benar biaya yang harus dikeluarkan untuk mengelola risiko. Pastikan pula manfaat yang diperoleh dari pengelolaan risiko tersebut bisa lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.S